Pelopor: Kota Palembang menjadi yang nomor satu pengembang BRT. Saat ini, armada Transmusi sendiri mencapai 120 unit
Tahun ini, Kota Palembang menuai banyak penghargaan dalam hal pelayanan publik. Torehan penghargaan tersebut tidak terlepas dari kepemimpinan Wali Kota Palembang Ir H Eddy Santana Putra MT. Bahkan, tak jarang banyak daerah dan provinsi yang "berguru" ilmu ke Kota Pempek ini.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Salah satu di antara prestasi dibidag publik tersebut, Palembang berhasil meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) 2011. Palembang dinilai berhasil mengembangkan sistem trasportasi dan perhubungan melalui kehadiran Bus Rapit Transit (BRT) Transmusi.
Penghargaan langsung diserahkan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) RI, EE Mangindaan, kepada Wali Kota Palembang Ir H Eddy Santana Putra MT di ruang Mataram Kementerian Perhubungan Jakarta, 29 Mei lalu. Ikut mennyaksikan perwakilan Wali Kota dan Bupati se-Indonesia. Pengharaan tersebut merupakan ketiga kalinya diraih setelah sebelumnya Palembang mendapat plakat dan Piala WTN bidang transportasi.
Bahder Johan, Direktur Utama PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya (PT SP2J) -- perusahaan yang membawakan salah satu unit usaha BRT menjelaskan, pada setiap pertemuan forum transportasi se-Indonesia, Transmusi selalu menjadi perbincangan bagi daerah lain. "Kita nomor satu dalam hal pengembang BRT. Jumlah armada kita paling banyak dibandingkan daerah lain. Alhamdulillah berkat komitmen Wali Kota Eddy Santana sehingga secara bertahap kita terus menambah armada," jelasnya.
Saat ini, Bahder mengatakan, jumlah armada Transmusi sudah 120 unit. Padahal awalnya, pemerintah kota mempunyai 25 unit armada. Tahun depan, pihaknya berencana menambah 80 unit Transmusi kembali.
Wali Kota Palembang Ir H Eddy Santana Putra menjelaskan, sebelumnya Pemkot meraih plakat WTN bidang transportasi. Nah, tahun ini dapat WTN dua bidang, yakni lalu lintas dan transportasi. "Apa yang diraih merupakan hasil kerja keras semua pihak dan masyarakat Kota Palembang," jelasnya.
Eddy berharap, penghargaan dapat terus dicapai pada tahun berikut. "Sekarang kita terus memperbaiki koneksitas modal transportasi, seperti jalan, sungai, kereta api, dan udara. semua koneksitas itu sebentar lagi akan selesai." (cj7/ce4)
Kuliah Naik Transmusi
Transmusi sudah menjadi pilihan bagi masyarakat Palembang untuk menjalani aktivitas sehari-hari, dari pelajar hingga mahasiswa, tak terkecuali para oranngtua. kondisi di dalam bus yang nyaman dan bersih menjadi menjadi alasan utama sebagian masyarakat memilih Transmusi dibandingkan bus kota dan angkot.
Mutiara (19), mahasiswi Bina Husada Angkatan 2011 mengaku senang dengan keberadaan Transmusi di Palembang.
"Wah, saya sudah sejak kuliah selalu pergi dan pulang naik Transmusi, Kak," ujarnya ketika menunggu di halte BRT Transmusi depan Masjid Agung Palembang, kemarin.
Alasannya? Tiara, sapaan akrabnya, mengatakan, naik Transmusi itu aman, nyaman, dan bersih. (cj7/ce4)
Tidak Kejar Setoran
Tabroni AK (40), sopir BRT Transmusi mengatakan, sangat nyaman dan enjoy dalam menjalankan profesinya sebagai sopir Transmusi. Dia memulai profesi tersebut sejak 2009 melalui proses seleksi yang diakuinya sagat ketat.
"Alhamdulillah, kerjanya nyaman dan tidakk kejar setoran, mas," ujar Tabroni yang sebelumnya adalah sopir bus kota jurusan Kertapati-Alang-Alang Lebar itu. Diakuinya, kepemimpinan Wali Kota Eddy Santana Putra sudah bagus karena memperhatikan permasalahan masyarakat, khusunya di bidang transportasi.
Ke depan, pria kelahiran Baturaja Bungin OKUT 15 Juli 1972 itu, menuturkan akan tetap menjalani profesi sebagai sopir Transmusi. "Saya senang dpat melayani masyarakat dengan menjadi sopir Transmusi," bebernya. (cj7/ce4)
Jangan Terlena
Pengamat transportsi Universitas Sriwijaya, Dr Erika Buchari, mengingatkan penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) 2011 yang diperoleh Palembang jangan sampai membuat pemerintah kota terlena. Penghargaan itu hendaknya semakin meningkatkan pengawasan terhadap transportasi yang ada.
"Boleh bangga, tapi evaluasi tetap jalan," imbuhnya.
Dikatakan, monitoring terhadap lalu lintas perlu lebih diperhatikan, terutama Jembatan Ampera. Saat ini frekuensi kendaraan yang melintas sudah ramai sehingga keberadaan jembatan penunjang perlu perlu direalisasikan untuk mengantisipasi kemacetan di Jembatan Ampera. "Lihat saja, satu saja mobil mogok di atas Jembatan Ampera, pasti terjadi macet panjang. Dampaknya, kendaraan numpuk di atas jembatan dan itu menjadi beban Ampera," ujarnya.
Terkait kampanye transportasi hijau dengan perluasan lajur sepeda yang diterapkan Pemkot Palembang, Erika mengaku, sepakat dengan program tersebut. "Sekarang Palembang butuh pengadaan transportasi hijau. Kita talah lama meminta pemerinta Palembang untuk menggalakkan transportasi hijau," pungkasnya. (cj7/ce4)
Sumatera Ekspres, Selasa, 25 September 2012
0 komentar:
Posting Komentar